ISLAM DI TANZANIA DAN KENYA

Tanzania adalah negara cantik yang terletak di Afrika bagian Timur, beriklim tropis, dahulu dikenal dengan nama Tanganyika, karena di Tanzania ada sebuah danau yang sangat terkenal yaitu Danau Tangayika. Berbatasan dengan banyak negara, antara lain: Kenya, Uganda, Rwanda, Burundi, Democrsatic Republic of Congo, Zambia, Malawi, dan Mozambique. Tanzania mempunyai sebuah gunung tertinggi di Afrika, yaitu Gunung Kilimanjaro (5.985 m) serta taman margasatwa yang sangat elok dan banyak dikunjungi oleh turis, baik domestik maupun mancanegara. Ada 3 (tiga) pulau besar di Tanzania, yaitu Zanzibar (terkenal dengan cengkeh dan pemimpin serta ulama Islamnya), pulau Pemba dan pulau Mafia

Luas wilayah Tanzania adalah 945.087 km2, dengan penduduk berjumlah sekitar 35.922.454 orang, 95% berasal dari penduduk asli Afrika (ras Bantu) terbagi dalam 130 suku. Angka pertumbuhan penduduk rata-rata 1,72% per-tahun, angka kelahiran 39,5 per-seribu dan angka kematian 17,38. Jumlah penganut Islam 35%, Kristen 30%, Animisme 35%, sedangkan pulau Zanzibar mempunyai penganut Islam terbesar, yaitu sekitrar 95% dari total penduduknya.

Bahasa nasional mereka adalah Kiswahili atau Swahili, bahasa ibu ras Bantu yang perbendaharaan bahasanya banyak berasal dari bahasa Arab. Bahasa Swahili semula adalah bahasa komunitas muslim di Afrika Timur, yang akhirnya banyak dipergunakan oleh negara-negara Afrika bagian tengah dan timur. Sedangkan bahasa Inggris banyak dipergunakan di lingkungan perekonomian, administrasi dan pendidikan tinggi, sedangkan bahasa Arab banyak dipergunakan di pulau Zanzibar.

Ekonomi

Tanzania termasuk dalam kategori negara termiskin di dunia. Perekonomian mereka sangat tergantung pada sektor pertanian, yang menyumbang separuh GDP, menyumbang 85% angka export serta menyerap 80% tenaga kerja. Angka pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,1%, dengan inflasi rata-rata 4,8%.  Pendapatan per-kapita US $ 600,-. Angkatan kerja diserap oleh sektor pertanian sebesar 80%, industri dan jasa 20%. Hasil tambang mereka adalah emas dan berlian, sedangkan hasil pertaniannya adalah kopi, teh, kapas, cengkeh, tembakau, tapioca, buah-buahan, biri-biri dan domba.

Ekspor terutama ke India, Jepang, Belanda, Inggris, Belgia, Kenya dan Jerman berasal dari komoditi emas, kopi kapas, dan manufaktur senilai 863 juta dolar Amerika. Sedangkan import mereka senilai 1,67 milyar dolar Amerika berasal dari Afrika Selatan, Cina, Kenya, India, Inggris, Jepang, Amerika Serikat dan Australia. Komoditi yang diimport adalah mesin dan alat transportasi serta minyak. Indonesia sama sekali belum menjadi patner export maupun importnya. Mata uang Tanzania adalah Tanzanian Shilling ((TZS), US $ 1, = 876,41 TZS.

Sejarah Pemerintahan

Semula Tanzania bernama United Republic of Tanganyika and Zanibar, namun pada tanggal 26 April 1964 berubah menjadi United Republic of Tanzania, dengan ibukotanya yang sangat terkenal DAR es SALAAM.

Sebagaimana negara-negara terbelakang atau negara berkembang lainnya, baik di Asia atau Afrika, sebagian besar adalah bekas jajahan negara Eropa. Demikian  juga Tanzania, kemerdekaan yang diperoleh dari negara penjajah pun sangat berliku.

Semula Tanzania bernama Tanganyika, dan sebelum Inggris mendudukinya, Jerman telah mendahuluinya pada perang Dunia I. Isu kemerdekaan mulai ditiupkan oleh Mwalimu Julius Kambarage Nyerere, seorang Katholik dan seorang guru, bersama Abdulwahid Sykes , Sekretaris Jamiatul Islamiyya fi Tanganyika mendirikan  Tangayika African National Union (TANU) pada tahun 1954. Pada tahun 1958 dan 1960, diadakan pemilihan umum, dan TANU memperoleh kemenangan yang sangat gemilang. Akhirnya pada tanggal 9 Desember 1961, Tanganyika memperoleh kemerdekaan dari Inggris, dan Zanzibar pada tanggal 19 Desember 1963.

Tanganyika dan Zanzibar menggabungkan diri menjadi United Republik of Tanganyika and Zanzibar pada tanggal 26 April 1964, dan pada tanggal 29 Oktober 1964 diubah menjadi United Repulic of Tanzania. Mwalimu Yulius K. Nyerere ditunjuk sebagai Presiden pertama, dan Wakil Presiden dijabat oleh Abedi Amani Karume dari Afr0-Shirazy Party, sekaligus sebagai Presiden Zanzibar. Pada tahun 1971, Abedi Amani Karume digantikan oleh Aboud Jumbe.

Pada tahun 1977, dua partai penguasa yaitu TANU dan Afro Shirazy Party bergabung menjadi sebuah partai baru yaitu Chama Cha Mapinduzi (CCM). Pada tahun 1984, Jumbe mengundurkan diri, dan posisinya digantikan oleh Ali Hassan Mwinyi.

Pada tahun 1985, Yulius K. Nyerere mengundurkan diri sebagai Kepala Pemerintahan Tanzania, dan kedudukannya digantikan oleh Ali Hassan Mwinyi, sedangkan Wakil Presiden dijabat oleh Idriss Abdul Wakil, sekaligus merangkap sebagai Presiden Zanzibar. Pada tahun 1990, Abdul Wakil digantikan oleh Salmin Amour.

Pada tahun 1992, Ali Hassan Mwinyi membuat sejarah baru dengan membuka kran demokrasi di Tanzania, sehingga terbentuklah 13 parpol baru di negara tersebut. Ali Hassan Mwinyi pada tahun 1995 mengundurkan diri, dan akhirnya pada tanggall 23 Nopember 1995, Benjamin William MKAPA dari CCM terpilih sebagai Presiden United Republik of Tanzania dan terpilih kembali pada tanggal 20 Oktober 2000. Pada tanggal 5 Juli 2001, Dr. Ali Mohammed SHEIN terpilih sebagai Wakil Presiden.

Perkembangan Islam di Tanzania

Islam masuk ke Afrika Timur (Tanzania, Uganda dan Kenya) pada abad ke-8. Para arkeolog telah menemukan beberapa peninggalan Islam, antara lain koin emas, perak dan tembaga terbitan tahun 830, dan sebuah masjid tertua di Kizimkazi, tenggara Zanzibar, dibangun pada tahun 1007. Pada tahun 1332, Ibn Batuta pernah berkunjung ke Tanzania dsan Zanzibar, dan menyatakan bahwa hampir sebagai besar penduduk pantai Afrika Timur adalah Muslim, dan bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa literature dan perdagangan. Ketika itu, lautan India disebut sebagai ‘Laut Muslim’.

Sultan Sayyid Said dari Dinasti Busaid yang berkedudukan di Muscat, Oman, pada tahun 1832 pernah memimpin Zanzibar, dan kesultanan ini bertahan hingga 132 tahun. Pengaruh kesultanan Sayyid Said berkembang hingga mencapai Kenya dan negara-negara pantai timur Afrika lainnya. Karena pengaruh yang sangat kuat, bahasa Arab diadopsi oleh penduduk asli Tanzania dan Zanzibar (Negro Bantu) menjadi bahan dasar bahasa lokal dengan sebutan Kiswahili atau Swahili. Mereka menyebutnya sebagai Afro-Islamic Language. Mereka sangat bangga karena bahasa Swahili menjadi salah satu dari tujuh bahasa utama di dunia. Bahasa Swahili sebagai bahasa komunitas Islam Afrika Timur diadopsi oleh banyak negara Afrika, antara lain Kenya, Uganda, Kongo, Madagaskar, Mauritius, dan beberapa suku di Afrika tengah dan barat.

Pada abad ke-16, Portugal menyerang pantai timur Afrika, dan akhirnya Portugal mengelola pantai timur Afrika pada abad 17 – 18. Pada abad ke-19, Jerman dan Inggris mulai mengikuti jejak Portugal. Seiring masuknya orang-orang Eropa ke Tanzania, maka peta pemeluk agama di sana juga berubah. Para missionaries Kristen professional sangat gigih menyebarkan ajaran Nabi Isa, sehingga akibatnya terjadi benturan-benturan dengan kaum muslim di sana. Perang Maji Maji terjadi pada tahun 1905, ketika Jerman menduduki Tanganyika, sehingga terjadi pembunuhan terhadap beberapa misionaris Kristen.

Ketika Inggris menggantikan Jerman setelah Perang Dunia I berakhir, penyebaran agama Kristen semakin hebat. Karena dianggap tidak menguntungkan bagi perkembangan Islam di sana, beberapa tokoh Islam Tanganyika, maka pada tahun 1929 African Association, dan berlanjut pada tahun 1933 berdiri Jamiatul Islamiyya fi Tanganyika. Sebenarnya organisasi inilah yang membentuk Tanganyika African Association (TAA) cikal bakal Tanganyika African National Union (TANU). Hampir sebagian besar pendiri TAA adalah muslim (Abdullah Sykes, Sheikh Hassan bin Amir, Hamza Kobwama Mwapachu dan sebagainya), namun karena kelihaian Inggris sebagai penguasa saat itu yang menerapkan politik belah bambu dan memecah belah anak bangsa, justru yang didorong untuk menguasai TANU adalah Julius K. Nyerere, yang akhirnya menjadi presiden pertama Tanzania.

Pada tahun 1962 diadakan kongres organisasi masa Islam di Dar Es Salaam yang akhirnya sepakat dibentuk East African Muslims Welfare Society (EAMWS).

Karena politik devide at impera yang diterapkan oleh Inggris, pada akhirnya ummat Islam di Tanzania, di luar Zanzibar, tertinggal sangat jauh dengan ummat Kristen dalam mengejart pendidikan, yaitu 1 : 10, walaupun jumlah penganut Islam lebih banyak dibanding penganut Kristen 35% : 30%.

Membicarakan Islam di Tanzania, berarti membicarakan Zanzibar sebagai tempat bermulanya Islam menyebar di Afrika Timur. Pada masa kolonial, Islamisasi di Tanzania datang dari Zanzibar, ketika itu dipelopori oleh Sheikh Muhyidin bin Sheikh bin Abdullah al-Qahtany (1789-1869). Beliau adalah Perdana Menteri sekaligus Chief Qadhi (ketua Hakim) di Zanzibar pada pemerintahan Sultan Said bin Sultan. Al-Qahtani banyak menulis buku dalam bahasa Arab, antara lain Takalibun al-Haruf. Buku ini sangat terkenal di Barat, karena membahas mengenai grammar bahasa Arab (nahw). Kitab lainnya yang terkenal di Barat yang ditulis oleh al-Qahtany adalah as-Sulwa fi Akhbar Kilwa.

Islam di Zanzibar memang sangat hebat dan mayoritas (95%), namun gangguan tetap muncul dari kaum Nasrani. Karena perkembangan Islam di Zanzibar maupun Tanzania, dianggap sebagai ancaman bagi perkembangan agama Katholik. Oleh karena itu mereka mengobarkan perang Salib (crusade). Yulius Nyerere, bersama Milton Obote, Presiden Uganda, dan Yomo Kenyatta, Presiden Kenya, sangat gigih mengobarkan perang salib ini. Salah satu bukti sejarah yang penting untuk dicatat adalah ketika John Okello, seorang Kristen militant dari Uganda, pada tanggal 11 Januari 1964 tengah malam menyerang Zanzibar. Okello dibantu para martir dari Tanganyika (sekarang Tanzania), Kenya, Uganda, Zimbabwe, Malawi dan Mozambique serta merta membantai 13.635 penduduk Muslim.

Gerakan bawah tanah Okello di Zanzibar ini terinspirasi oleh pemikiran Oscar Kambona, tangan kanan Yulius Nyerere, yang menyatakan pada Second World Conference of Churches tahun 1910, bahwa Islam merupakan ancaman terbesar bagi perkembangan agama Katholik di Afrika Timur. Oleh karena itu perkembangannya harus dihalangi. Rangkaian kejadian yang memusuhi keberadaan Islam di Tanzania, atau Afrika Timur pada umumnya, tak lepas dari peran Yulius Nyerere, mantan Presiden dan Bapak Tanzania. Oleh ummat Islam Tanzania dan Zanzibar, Yulius Nyerere dianggap sebagai ‘otak’ (mastermind) gerakan bawah tanah (clandestine) Revolusi Zanzibar yang dikobarkan oleh John Okello.

Namun dengan kejadian ini, bukan berarti ummat Islam di Tanzania (termasuk) mengendur menghadapi ‘keganasan’ ummat Katholik, sebaliknya, mereka semakin gigih memperjuangkan keberadaan Islam di sana, termasuk memperjuangkan hukum islam di seantero Tanzania. Pada tahun 1988 demonstrasi yag diusung oleh kalangan muda Islam untuk memperjuangkan hukum Islam pecah di Zanzibar Tanzania. Akhirnya banyak tokoh Islam yang ditangkap antara lain adalah pemimpin karismatik Seif Shariff Hamad dam keenam koleganya. Mereka dianggap musuh negara, namun pejuang muda Muslim Tanzania dan Zanzibar menyebut mereka ‘pahlawan besar’.

Perjuangan ummat Islam di Tanzania tak beda dengan perjuangan ummat Islam di belahan dunia lainnya, karena secara geopolitik mereka menghadapi musuh yang sama, yaitu Barat (baca: Kristen), yang pengaruhnya menggurita ke mana-mana. Oleh karena itu, diperlukan keberanian yang luar biasa untuk melawannya, karena secara geopolitik pula, pihak Kristen mempunyai segala-galanya: politik, uang, senjata dan sumberdaya manusia yang nyaris sempurna.

Leave a comment